Sabtu, 20 Juni 2015

Contoh Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Matematika dengan Model Team Pair Solo 2

Ini lanjutan proposal sebelumnya.

1.      Model Pembelajaran Kooperatif Pendekatan Struktural Team Pair Solo
Model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural Team Pair Solo adalah salah satu dari 200 struktur kelas yang dikembangkan oleh Kagan. Pertama-tama, peserta didik mengerjakan permasalahan dalam sebuah kelompok, kemudian bersama dengan seorang teman, dan akhirnya secara mandiri. Model pembelajaran ini didisain untuk memotivasi peserta didik untuk
mengerjakan dan berhasil menyelesaikan permasalahan yang pada awalnya diluar kemampuan mereka (Agarwal dan Nandita, 2011). Menurut Spring (dalam Ogunleye, www.ajol.info, 2011) strategi Team Pair Solo membangun kepercayaan diri ketika mencoba materi yang lebih sulit. Strategi Team Pair Solo baru-baru ini telah didukung bahwa ketika mengajarkan peserta didik suatu kemampuan, mereka perlu mencobanya dahulu sebagai team, lalu mencobanya lagi sebagai pasangan dan akhirnya mereka mencobanya sendiri.
Manville (2013) menerapkan strategi Team Pair Solo dimana peserta didik bekerja sama sebagai team berempat sampai semua peserta didik memahami konsep. Peserta didik lalu bekerja sebagai pasangan untuk menyelesaikan permasalahan yang mirip, dimana setiap pasangan memeriksa pekerjaan pasangan yang lainnya. Lalu, peserta didik menyelesaikan permasalahan yang mirip dengan kemampuannya sendiri.
Kagan (www.kaganonline.com, 2000) mengatakan struktur Team Pair Solo yaitu peserta didik bekerja sama terlebih dahulu sebagai team, dan kemudian sebagai pasangan sebelum mereka menyelesaikan persoalan yang mirip dengan kemampuan sendiri. Dalam pelaksanaanya mereka saling membantu, saling melatih dan berbagi informasi. Peserta didik menjadi sukses secara mandiri memecahkan masalah yang pada awalnya hanya dapat mereka pecahkan sebagai team. Kagan (www.kaganonline.com, 2000) mengemukakan kelebihan yang dapat dikembangkan dari Pendekatan Struktural Team Pair Solo adalah sebagai berikut.
a.      Kerja sama.
b.      Saling membantu yang bermanfaat.
c.      Kepemimpinan.
d.     Motivasi untuk diri sendiri.
e.      Rasa bangga atas pekerjaan
Keneddy, dkk (2007) menerapkan struktur Team Pair Solo yang dikembangkan oleh Kagan dalam pembelajaran matematika yaitu empat anggota kelompok menyelesaikan masalah pertama, pasangan menyelesaikan masalah kedua dan individu menyelesaikan masalah terakhir. Penerapannya adalah sebagai berikut:
·         Berikan sebuah masalah dan beritahukan kepada semua kelompok untuk menyelesaikan masalah tersebut. Pada tahap ini peneliti akan membagikan LKPD yang di dalamnya termuat permasalahan yang harus diselesaikan. Peserta didik mengerjakan LKPD section team.
·         Berikan masalah kedua, yang mirip. Anggota kelompok bekerja dalam pasangan untuk menyelesaikan masalah, setelah selesai mereka dapat membandingkan hasil pekerjaan mereka dan menghilangkan perbedaan pendapat. Pada tahap ini peserta didik akan melanjutkan mengerjakan LKPD section pair.
·         Berikan masalah ketiga, setiap anggota kelompok menyelesaikan masalah. Lagi, mereka membandingkan hasil pekerjaan mereka. Panggil salah satu anggota kelompok untuk menjelaskan solusi setiap masalah. Pada tahap ini, peserta didik akan menyelesaikan LKPD section solo lalu peserta didik akan mempresentasikan hasil kerjanya.
Dalam penelitian ini, peneliti memasangkan peserta didik berdasarkan kemampuan yang heterogen. Peneliti akan memasangkan peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi dengan peserta didik yang memiliki kemampuan rendah. Peserta didik dengan kemampuan sedang akan dipasangkan dengan peserta didik kemampuan sedang.  Peneliti berpendapat bahwa peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi dapat membimbing dan menutupi kekurangan peserta didik yang memiliki kemampuan rendah.
2.      Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Pendekatan Struktural Team Pair Solo dalam Pembelajaran Matematika
              Berikut ini penerapan model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural Team Pair Solo dalam pembelajaran matematika di dalam kelas.
a.      Pendahuluan
§  Guru mempersiapkan peserta didik untuk belajar.
§  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi peserta didik dalam belajar. (Fase I)
§  Guru menyampaikan apersepsi, yaitu peserta didik mengingat kembali materi yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.
§  Guru menyampaikan informasi tentang langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. (Fase II)
§  Guru mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok-kelompok belajar yang berjumlah 4 orang. (Fase III)
§  Guru membagikan bahan ajar berupa Lembar Kerja Peserta didik (LKPD).
b.      Kegiatan Inti
§  Setiap peserta didik mengerjakan LKPD secara bersama-sama dalam waktu yang telah ditetapkan guru, pada tahap ini peserta didik mengerjakan LKPD bagian team. (team)
§  Peserta didik berdiskusi dan saling memberikan pendapat serta memahami konsep dan juga membuat kesimpulan tentang materi. (team)
§  Guru membimbing dan mengarahkan peserta didik dalam berdiskusi membahas LKPD bagian team, guru sebagai fasilitator memberikan bantuan jika dibutuhkan peserta didik dalam mengerjakan LKPD. (team) (Fase IV)
§  Peserta didik bersama pasangan yang telah ditentukan mendiskusikan tugas yang ada pada LKPD bagian pair. Tugas yang diberikan harus dikerjakan dalam waktu yang telah ditetapkan guru. (pair)
§  Guru membimbing dan mengarahkan peserta didik dalam berdiskusi membahas LKPD bagian pair, guru sebagai fasilitator memberikan bantuan jika dibutuhkan peserta didik dalam mengerjakan LKPD. (pair) (Fase IV)
§  Setelah selesai peserta didik dapat membandingkan penyelesaian tugas tersebut dan menghilangkan segala perbedaan pendapat antar pasangan di dalam kelompok. (pair)
§  Guru meminta peserta didik untuk bekerja secara sendiri. Peserta didik mengerjakan tugas pada LKPD bagian solo. (solo)
§  Peserta didik secara individu mengerjakan tugas yang diberikan dalam waktu yang telah ditentukan. (solo)
§  Guru membimbing dan mengarahkan peserta didik dalam berdiskusi membahas LKPD bagian solo, guru sebagai fasilitator memberikan bantuan jika dibutuhkan peserta didik dalam mengerjakan LKPD. (solo) (Fase IV)
§  Setelah selesai, peserta didik kembali membandingkan hasil pekerjaan dengan ketiga anggota kelompoknya. (solo)
§  Guru memanggil perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya. (Fase V)
§  Guru menegaskan kesesuaian jawaban peserta didik, pada saat ini diharapkan peserta didik memperbaiki dan menambahkan kekurangan pada LKPD yang telah dikerjakan.
§  Guru memberikan penghargaan kelompok sesuai dengan kinerja kelompok. (Fase VI)
c.      Penutup
§  Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran.
§  Guru memberikan soal evaluasi.
§  Guru memberikan PR kepada peserta didik.
§  Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.

3.      Hubungan Hasil Belajar dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Pendekatan Struktural Team Pair Solo
Penerapan model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural Team Pair Solo sangat mendukung tercapainya hasil belajar yang baik dalam proses pembelajaran. Karena dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural Team Pair Solo dalam proses pembelajaran maka peserta didik secara bertahap akan mengerjakan permasalahan matematika. Peserta didik menyelesaikan permasalahan secara team, kemudian berpasangan dan pada akhirnya akan menyelesaikan permasalahan secara mandiri. Dengan demikian, peserta didik dapat menyelesaikan permasalahan yang awalnya hanya dapat mereka selesaikan sebagai team sehingga pada akhirnya mereka berpartisipasi secara aktif di dalam kelas. Hal ini akan berdampak baik pada hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik yaitu dari penelitian Riza fatimah Zahrah, Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Team Pair Solo Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa di kelas VB SDN 2 Cibodas (2013), Universitas Pendidikan Indonesia. Rahmawati, Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Pair Solo Untuk Meningkatkan Hasil Pembelajaran Siswa Pada Mata Pelajaran IPA kelas V SD Jatihandap (2011), Universitas Pendidikan Indonesia.

D.    HIPOTESIS
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah apabila diterapkan model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural Team Pair Solo dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik Kelas X SMP Negeri Y Pekanbaru.

E.     METODE PENELITIAN
1.      Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri Y Pekanbaru pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014.
2.      Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Lewin (dalam Arifin, 2011) PTK merupakan cara guru untuk mengorganisasikan pembelajaran berdasarkan pengalamannya sendiri atau pengalamannya berkolaborasi dengan guru lain. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti berkolaborasi dengan guru. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan oleh peneliti sendiri, sedangkan guru bertindak sebagai pengamat selama proses pembelajaran berlangsung. Tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural Team Pair Solo pada kompetensi dasar menghitung keliling dan luas lingkaran serta menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam pemecahan masalah.
Arikunto, dkk (2008) menyatakan bahwa secara garis besar penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui empat tahap yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Hal ini seperti yang digambarkan dalam gambar 1.
Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaan
Pelaksanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Refleksi


Perencanaan
Pelaksanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Refleksi
a.      Perencanaan
Menurut Arikunto, dkk (2008) dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal dilakukan secara berpasangan anta pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang maengamati proses jalannya tindakan. Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusu untuk diamati, kemudian membuat instrumen pengamatan.
Dalam penelitian ini peneliti merencanakan penelitian dengan cara menyusun Silabus, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat Lembar kerja Peserta didik (LKPD), menyiapkan lembaran soal untuk tes evaluasi dan mempersiapkan soal tes  hasil belajar  serta lembar pengamatan aktivitas guru dan peserta didik.
b.      Pelaksanaan
Menurut Arikunto, dkk (2008) pelaksanaan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan menerapkan apa-apa saja yang telah direncanakan. Proses pembelajaran dilaksanakan sesuai fase-fase model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural Team Pair Solo. RPP diterapkan di dalam kelas dan LKPD diberikan kepada peserta didik. Peneliti membimbing peserta didik dalam kelompok. Lalu membagi setiap kelompok menjadi berpasangan dan terakhir peserta didik bekerja secara individu. 
c.      Pengamatan
Menurut Arikunto, dkk (2008) tahap yang ketiga, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Sebetulnya kurang tepat kalu pengamatan dipisahkan dengan pelaksanaan karena pengamatan dilakukan pada waktu tindakan dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
Pengamat dalam penelitian ini adalah guru matematika yang mengajar di kelas X SMP Negeri Y Pekanbaru. Pengamat mengamati proses pembelajaran di kelas. Pengamat mengamati kegiatan mulai dari awal hingga akhir. Pengamat mengamati peneliti yang bertindak sebagai guru. Pengamat juga mengamati perilaku peserta didik dalam proses pembelajaran. Data pengamatan dapat dituliskan dalam lembar hasil pengamatan guru dan lembar hasil pengamatan peserta didik.
d.     Refleksi
Arikunto, dkk (2008) mengemukakan bahwa refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi sangat tepat dilakukan ketika peneliti sudah selesai melakukan tindakan. Peneliti menjadikan hasil pengamatan dan hasil tes belajar peserta didik sebagai refleksi. Mengkaji tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data tersebut kemudian melakukan evaluasi untuk menyempurnakan tindakan pada siklus kedua.
3.      Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMP Negeri Y Pekanbaru sebanyak 28 peserta didik, 16 peserta didik perempuan dan 12 peserta didik laki-laki dengan kemampuan yang heterogen.
4.      Instrumen Penelitian
a.      Perangkat Pembelajaran
Ø  Silabus
Silabus adalah penyusunan rencana pembelajaran, pengolahan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan penilaian hasil belajarnya (Permendiknas No 41 Tahun 2007 dalam BSNP, 2007). Silabus memuat identitas sekolah, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, penialaian yang terdiri dari teknik, bentuk dan contoh instrumen, serta alokasi waktu dan sumber belajar. Peneliti menyusun sebuah silabus matematika kelas X untuk SMP pada semester genap.
Ø  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur pembelajaran untuk mencapai suatu kompetensi dasar (Permendiknas No 41 dalam BSNP, 2007). Adapun komponen dari RPP adalah  identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar serta penilaian hasil belajar. RPP yang peneliti susun digunakan untuk satu standar kompetensi terdiri dari tujuh RPP, setiap RPP digunakan untuk satu pertemuan.
Ø  Lembar Kerja Peserta didik (LKPD)
Lembar kerja peserta didik adalah salah satu sarana yang dapat digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum untuk mengoptimalkan tercapainya tujuan pembelajaran. LKPD berfungsi untuk mengarahkan peserta didik menemukan konsep-konsep melalui aktivitasnya sendiri atau dalam kelompok. Peneliti menyusun minimal 30 Lembar kerja peserta didik yang akan digunakan oleh peserta didik di dalam kelas.
b.      Instrumen Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data aktivitas guru dan peserta didik selama proses pembelajaran serta data hasil belajar peserta didik. Alat pengumpul data pada penelitian ini berupa:
Ø  Lembar Pengamatan
Lembar pengamatan digunakan untuk mendapatkan data tentang aktivitas guru dan peserta didik selama proses pembejaran. Lembar pengamatan berbentuk format isian yang bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan model dan teknik pembelajaran, yang nantinya akan menjadi refleksi pada siklus berikutnya.
Ø  Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar matematika. Data tentang hasil belajar matematika digunakan untuk menentukan ketuntasan belajar matematika dan keberhasilan tindakan. Tes diberikan pada akhir siklus I dan akhir siklus II. Soal tes ini dibuat berdasarkan indikator yang ingin dicapai dan penilaian diberikan berdasarkan pedoman pemberian skor yang telah dirancang sebelumnya.
Data yang peneliti kumpulkan adalah data aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran serta hasil belajar peserta didik.
5.      Teknik Pengumpulan data
a.      Teknik Observasi
Teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas guru dan peserta didik. Observasi dilakukan setiap kali pertemuan selama pelaksanaan pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan, sehingga dapat diketahui hal-hal yang masih perlu diperbaiki pada pertemuan selanjutnya.
b.      Teknik Tes Hasil Belajar Matematika
Data hasil belajar matematika peserta didik dikumpulkan dengan melakukan ulangan harian pada kompetensi dasar menghitung keliling dan luas lingkaran serta menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam pemecahan masalah. Tes dilakukan dua kali, yaitu pada akhir siklus I dan pada akhir siklus II.
6.      Teknik Analisis data
Data yang dikumpulkan pada penelitian adalah data hasil tes belajar. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini akan dianalisis.
a.    Analisis data aktivitas guru dan peserta didik.
Analisis data tentang aktivitas guru dan peserta didik berdasarkan lembar pengamatan selama proses pembelajaran. Melalui lembar pengamatan ini, peneliti akan melihat kelemahan dan kekurangan dari tindakan yang telah dilakukannya. Kelemahan dan kekurangan yang ditemukan harus diperbaiki untuk pertemuan selanjutnya. Tindakan dikatakan berhasil jika semua proses pembelajaran yang dilaksanakan telah sesuai dengan model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural Team Pair Solo.
b.    Analisis data hasil tes belajar
Ø  Analisis Perkembangan Individu Peserta Didik dan Penghargaan Kelompok
Analisis data perkembangan peserta didik terbagi dua, yaitu analisis data skor perkembangan individu peserta didik dan analisis data skor kelompok. Analisis data perkembangan individu peserta didik ditentukan dengan melihat nilai perkembangan peserta didik yang diperoleh dari selisih skor dasar dengan skor hasil tes belajar matematika setelah penerapan model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural Team Pair Solo. Selisih skor yang diperoleh disesuaikan dengan nilai perkembangan individu yang berpedoman pada tabel 3 halaman 14.
Analisis data skor kelompok ditentukan dengan cara menjumlahkan nilai perkembangan individu peserta didik di dalam kelompok dan hasilnya dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Data rata-rata perkembangan semua anggota kelompok inilah yang dinamakan dengan data skor kelompok. Pemberian penghargaan diberikan berdasarkan perolehan skor rata-rata kelompok yang berpedoman pada tabel 6 halaman 15.
Ø Analisis ketercapaian KKM
Analisis data tentang ketercapaian KKM dilakukan dengan membandingkan persentase jumlah peserta didik yang mencapai KKM pada skor dasar dan persentase jumlah peserta didik yang mencapai KKM pada tes hasil belajar matematika yang menerapkan model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural Team Pair Solo, yaitu ulangan harian I dan ulangan harian II. Peserta didik dikatakan telah mencapai kriteria ketuntasan apabila peserta didik mencapai nilai  77.
Persentase jumlah peserta didik yang mencapai KKM dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Persentase Peserta didik yang Mencapai KKM =
100 %
Jumlah peserta didik yang mencapai KKM
Jumlah peserta didik keseluruhan
Tindakan dikatakan berhasil apabila persentase jumlah peserta didik yang mencapai KKM meningkat dari sebelum dilakukan tindakan dengan setelah dilakukan tindakan.
c.       Analisis Keberhasilan Tindakan
            Tindakan dikatakan berhasil jika peserta didik bernilai rendah menurun dari sebelum dilakukan tindakan dengan setelah dilakukan tindakan atau jika peserta didik yang bernilai tinggi meningkat dari sebelum dilakukan tindakan dengan setelah dilakukan tindakan. Seluruh data hasil belajar peserta didik akan disajikan dalam bentuk tabel.

Daftar pustaka akan saya share minggu depan. -_-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar